Selasa, 07 Juni 2016

Pengertian Penyakit Mata Rabun Dekat


Rabun dekat atau yang sering disebut dengan Hyperopia atau Hipermetropi merupakan suatu gangguan pada lensa atau kornea mata yang menyebabkan penglihatan penderita menjadi buram atau kabur terhadap objek penglihatan yang berada dekat dengannya, namun untuk objek atau benda yang berada cukup jauh akan terlihat jelas. Penyakit mata rabun dekat sering diderita oleh orang-orang yang berusia diatas 40 tahun, hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya kemampuan mata seiring bertambahnya usia, namun meskipun demikian tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya. Rabun dekat sering dikaitkan dengan masalah pembiasan. Lensa mata anak-anak lebih fleksibel dibandingkan dengan orang dewasa, jadi biasanya anak-anak yang menderita rabun dekat tidak selalu memiliki masalah dengan penglihatan mereka. Namun rabun dekat pada anak-anak harus segera diatasi karena bisa menimbulkan komplikasi, seperti mata malas (amblyopia) atau mata juling (strabismus). Periksakan kondisi mata anak Anda ke dokter untuk mengetahui apakah ada masalah pada penglihatannya. Berikut adalah beberapa gejala rabun dekat:
·         Sakit kepala
·         Harus mengedipkan mata untuk melihat dengan jelas
·         Mata berair atau berwarna kemerahan
·         Kesulitan untuk membaca
·         Mata terasa lelah setelah fokus melihat objek dekat, seperti menggunakan komputer atau membaca
·         Objek jauh terlihat jelas, tetapi objek dekat terlihat tidak fokus dan buram

Rabun dekat terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina, tetapi terfokus di belakangnya. Hal ini terjadi karena kornea terlalu datar atau kurang melengkung, lensa yang kurang tebal, dan bola mata terlalu pendek. Lensa mata mencoba memperbaiki masalah pembiasan yang terfokus di belakang retina dengan cara menjadi lebih tebal. Namun pada penderita penyakit mata rabun dekat, hal ini tidak cukup efektif. Hasilnya penglihatan akan menjadi buram karena cahaya tidak bisa terfokus dengan benar. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan rabun dekat:
·         Genetika: Sebagian orang diwariskan penyakit rabun dekat oleh orang tua.
·         Usia: Rabun dekat lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, namun masih ada kemungkinan bisa dialami oleh usia berapa saja.
Selain beberapa faktor yang disebutkan di atas, ada juga faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya rabun dekat, yaitu tumor di sekitar mata, diabetes, masalah pembuluh darah di retina atau foveal hypoplasia, dan mata yang tidak berkembang sempurna saat bayi masih di dalam kandungan atau disebut dengan sindrom mata kecil.

Kebanyakan gangguan penglihatan pada anak-anak masih bisa disembuhkan, itu sebabnya penting untuk mendeteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan mata pada anak-anak secara rutin. Kerusakan mata permanen dapat terjadi jika tidak melakukan pengobatan. Diagnosis rabun dekat pada tahap awal akan mempermudah dokter untuk memberikan perawatan yang tepat untuk mengatasinya. Tes mata dilakukan untuk memeriksa penglihatan dan kesehatan mata yang dilakukan oleh optometrist. Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan pertanyaan yang akan diajukan oleh optometrist seperti apakah ada masalah penglihatan yang spesifik, dan jika ada, sudah berapa lama berlangsung. Optometrist juga akan menanyakan apakah Anda sedang menjalani pengobatan atau menderita gangguan kesehatan tertentu.
·         Tes penglihatan. Tes ini biasanya dilakukan dengan Anda membaca serangkaian huruf yang pada setiap baris berikutnya akan menjadi semakin kecil atau disebut dengan Snellen chart. Tes ini bertujuan untuk memeriksa penglihatan, baik jarak dekat maupun jarak menengah. Jika Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak, jangan lupa untuk membawanya karena tes ini akan dilakukan dengan dan tanpa kacamata atau kontak lensa.
·         Tes mata. Tes ini dilakukan untuk memeriksa bagian dalam mata dengan menggunakan alat yang menyinari pupil atau biasa disebut oftalmoskop. Selain itu, tes ini juga memeriksa koordinasi dan gerakan mata, refleks pupil, dan jika ada kondisi seperti diabetic retinopathy serta glaukoma.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit mata rabun dekat seperti berikut ini:
Lensa kontak dapat digunakan untuk mengatasi rabun dekat dan memiliki fungsi yang sama seperti kacamata, namun karena ringan dan tidak terlihat, beberapa orang lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata. Kacamata yang digunakan untuk mengatasi rabun dekat memiliki lensa yang ujungnya lebih tebal dibandingkan bagian tengah atau disebut dengan lensa cembung, yang bisa membuat fokus secara akurat karena sinar cahaya akan jatuh di atas retina. Tingkat keparahan rabun dekat yang dialami akan berpengaruh pada ketebalan, berat, dan lengkungan lensa yang harus digunakan. Seiring bertambahnya usia, lensa mata akan semakin kaku dan mungkin memerlukan kacamata yang semakin kuat. Operasi yang paling umum digunakan untuk mengatasi rabun dekat adalah operasi laser.

Rabun dekat tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk membantu melindungi mata dan penglihatan;
·         Mengonsumsi makanan yang bernutrisi lengkap
·         Menggunakan penerangan atau pencahayaan yang baik
·         Jangan merokok
·         Memeriksakan kondisi mata secara rutin
·         Melindungi mata dari sinar matahari langsung
·         Menggunakan kacamata yang tepat
·         Mengendalikan gangguan kesehatan kronis seperti diabetes
·         Mengenali gejala gangguan pada mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar