Kamis, 09 Juni 2016

Pengertian Rabun Jauh


Rabun jauh adalah kondisi mata yang menyebabkan objek yang dekat terlihat jelas sementara objek yang jauh terlihat kabur. Kondisi ini juga disebut dengan istilah miopia. Tingkat keparahan rabun jauh sangat beragam dan berbeda-beda pada setiap penderita. Pengidap rabun jauh ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan secara khusus. Sedangkan rabun jauh yang tergolong parah akan memengaruhi kemampuan melihat pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama. Gejala rabun jauh dapat terjadi pada siapa saja dan dari segala umur. Tetapi kondisi ini umumnya mulai dirasakan oleh pengidapnya pada masa kanak-kanak hingga usia sekolah. Berikut ini adalah gejala-gejala rabun jauh yang muncul secara umum:
·         Pandangan kabur saat melihat objek yang jauh sehingga sering menyipitkan mata, misalnya kesulitan melihat huruf di papan tulis.
·         Sakit kepala karena mata bekerja secara berlebihan.
·         Frekuensi mengedipkan mata yang berlebihan
·         Sering menggosok mata.
·         Terlihat tidak menyadari keberadaan objek yang jauh.

Gejala tersebut perlahan-lahan akan semakin parah seiring bertambahnya usia dan perkembangan mata. Misalnya pada lansia, penurunan kemampuan mata biasanya berhubungan dengan terbentuknya katarak pada lensa mata. Jika Anda atau anak Anda mengalami penurunan daya penglihatan secara signifikan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, periksakan kondisi mata Anda atau anak Anda ke dokter ahli mata. Rabun jauh terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu rabun jauh ringan, menengah, dan berat. Pengelompokan ini ditentukan berdasarkan dioptri (D) yang dimiliki oleh pasien. Dioptri adalah unit pengukuran yang digunakan ahli medis dalam mengukur seberapa parah tingkat rabun jauh seseorang. Penderita rabun jauh yang ringan umumnya hanya membutuhkan kacamata untuk melakukan aktivitas tertentu, misalnya saat belajar, mengemudi, atau menonton televisi. Jika berukuran -0.5D hingga -3D, rabun jauh tergolong ringan. Jika mengidap rabun jauh tingkat menengah atau dioptri -3D hingga -6D, Anda dianjurkan untuk selalu memakai kacamata atau lensa kontak. Sementara pada rabun jauh yang parah, yaitu lebih dari -6D, pengidap hanya dapat melihat objek dengan jelas jika memegangnya sangat dekat dengan mata dan tanpa memakai kacamata.

Pada kondisi normal, kornea atau lensa mata memiliki bentuk dan permukaan yang mulus sehingga bias cahaya yang masuk bisa terpusat pada retina. Tetapi lain halnya dengan pengidap rabuh jauh. Kerusakan refraktif pada mata adalah penyebab utama rabun jauh. Kondisi ini terjadi jika cahaya yang masuk ke mata justru terfokus di depan retina dan bukan tepat pada retina. Inilah yang menyebabkan pandangan menjadi kabur. Penyebab di balik kerusakan tersebut belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga kondisi ini dapat di sebabkan oleh dua faktor utama, yaitu keturunan dan pengaruh lingkungan. Anak-anak dengan orang tua yang mengidap rabun jauh memiliki risiko sekitar 30 persen lebih tinggi untuk mengidap kondisi yang sama. Pengaruh dari lingkungan juga berperan penting, misalnya terlalu sering membaca, menonton televisi, atau menggunakan komputer.
Rabun jauh umumnya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata oleh ahli kacamata atau dokter spesialis mata. Dalam proses ini, ahli kacamata akan meminta Anda untuk membaca setiap huruf atau angka dengan ukuran berbeda-beda pada tabel dari jarak tertentu. Jika dibutuhkan, ahli kacamata bisa menyarankan Anda ke dokter mata untuk menjalani retinoskopi untuk melihat reaksi retina terhadap cahaya. Pengidap rabun jauh disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin agar perkembangan kondisinya bisa di lihat. Frekuensi pemeriksaan yang baik adalah setidaknya sekali setiap dua tahun. Frekuensi pemeriksaan yang lebih sering terkadang dibutuhkan untuk mendeteksi kondisi mata. Misalnya, menderita diabetes, berusia di atas 40 tahun, menderita glaukoma atau memiliki anggota keluarga dengan glaukoma.

Penanganan rabun jauh dilakukan untuk membantu agar cahaya bisa terfokus pada retina. Jenis penanganan yang dipilih tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan rabun jauh, serta kondisi pasien. Langkah penanganan rabun jauh yang paling sederhana dan terjangkau adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Pemilihan kacamata serta lensa kontak tergantung pada kebutuhan serta kenyamanan Anda. Jika Anda memilih lensa kontak, menjaga kebersihan lensa kontak sangatlah penting agar terhindar dari infeksi mata. Proses operasi dengan sinar laser juga dapat menjadi alternatif. Diperkirakan sekitar 90 persen pasien yang menjalaninya merasakan perubahan yang signifikan. Dalam operasi ini, sinar laser akan digunakan untuk membakar sebagian kecil kornea agar lengkungannya kembali normal.
Laser epithelial keratomileusis (LASEK), laser in situ keratectomy (LASIK), dan photorefractive keratectomy (PRK) adalah tiga jenis operasi laser yang dapat menjadi pilihan. Setelah menjalani LASEK atau LASIK, kemampuan mata Anda akan kembali dalam 24 hingga 48 jam. Tetapi pemulihan secara total umumnya memakan waktu hingga sebulan. Sedangkan untuk PRK, proses pemulihan sampai penglihatan kembali stabil dapat berlangsung lebih lama, yaitu hingga setengah tahun. Selama masa penyembuhan, kemampuan mata Anda akan mengalami fluktuasi untuk sementara. Contohnya penurunan kemampuan melihat pada malam hari serta pandangan kabur saat terkena cahaya terang. Tetapi kondisi ini perlahan-lahan akan berkurang. Mata Anda juga mungkin akan terasa kering sehingga Anda akan membutuhkan obat tetes mata untuk mengatasinya.

Rabun jauh tidak bisa dicegah sepenuhnya. Meski demikian, ada beberapa langkah sederhana yang dapat di lakukan untuk melindungi mata serta mengurangi perkembangan kondisi Anda. Langkah-langkah tersebut meliputi:
·         Melindungi mata dari sinar matahari. Gunakan kacamata hitam saat ingin bepergian di siang hari.
·         Memeriksakan mata secara rutin.
·         Menggunakan kacamata atau lensa kontak dengan ukuran tepat dan sesuai kondisi mata.
·         Mengenali gejala-gejala rabun jauh secara seksama.
·         Menerapkan pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok serta meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran (khususnya yang kaya vitamin A).

Mengobati Penyakit Mata Berair dengan Bahan Alami


Ketika mengedip, kelenjar pada kelopak mata akan memproduksi sedikit air mata untuk melembapkan indera penglihatan dan menyingkirkan benda-benda asing darinya. Produksi air mata menjadi lebih banyak ketika sedang menguap, tertawa terbahak-bahak atau menangis. Tetapi, ada beberapa orang yang mungkin mengalami mata berair secara terus-menerus. Selain cairan yang mengandung garam (air mata), kelenjar lain pada kelopak mata juga memproduksi minyak. Zat ini dapat mencegah air mata menguap terlalu cepat. Mata berair dapat terjadi ketika kelenjar yang memproduksi minyak tidak bekerja dengan semestinya. Hal ini membuat air mata cepat menguap dan menjadikannya lebih cepat mengering. Mata kering inilah yang merangsang produksi air mata secara berlebih sehingga menyebabkan mata berair.

Kondisi mata berair juga bisa disebabkan oleh:
·         Faktor cuaca atau lingkungan di sekitar mata, seperti asap, angina, atau sinar yang terlalu terang
·         Mata lelah, flu, alergi dan tumor
·         Tersumbatnya saluran air mata, gangguan tiroid
·         Ada benda asing atau bahan kimia di mata
·         Radang kelopak mata
·         Konjungtivitis
·         Infeksi salah satu bagian mata
·         Bulu mata tumbuh ke dalam
·         Pengaruh obat-obatan
·         Sinusitis kronis
·         Terapi radiasi
·         Bell’s palsy
Mata berair juga terkait dengan usia. Kondisi ini umum terjadi pada bayi dan kalangan berusia lebih dari 60 tahun. Berikut ini cara mengobati penyakit mata berair secara alami:
1.      Mentimun

Mentimun memiliki sifat anti-iritasi yang membantu dalam mengurangi peradangan, bengkak, pembengkakan dan iritasi yang berkontribusi terhadap mata gatal. Caranya adalah cuci mentimun hingga benar-benar bersih lalu iris menjadi irisan tipis. Dinginkan irisan selama 15 sampai 20 menit, dan kemudian menempatkan irisan mentimun di atas mata selama minimal 10 menit. Ulangi proses 4-5 kali sehari.
2.      Lidah buaya

Lidah buaya memiliki sifat menenangkan dan melembabkan, lidah buaya adalah obat rumah yang efektif untuk mengobati penyakit mata berair. Campur aloe vera gel diekstrak dari daun lidah buaya dengan satu sendok teh madu dan satu setengah cangkir teh elderberry mekar. Bilas mata Anda setidaknya dua kali sehari sampai masalahnya selesai. Atau, Anda dapat menggunakan gel lidah buaya sebagai obat cuci mata.
3.      Kentang mentah

Potong kentang mentah menjadi irisan tipis dan dinginkan dalam lemari es selama beberapa menit. Letakkan irisan dingin di atas mata selama 15 sampai 20 menit. Lakukan setiap hari selama dua atau tiga hari, pada malam hari sebelum tidur. Kebanyakan, mata berair tidak membutuhkan perawatan khusus karena dapat membaik dengan sendirinya. Namun terkadang, kondisi ini bisa menjadi masalah kronis sehingga membutuhkan penanganan dan mengobati penyakit mata berair secara khusus. Berikut beberapa cara mengatasi mata berair yang disesuaikan dengan penyebabnya:
·         Mengompres mata dengan handuk basah hangat selama beberapa kali dalam sehari bisa mengatasi saluran air mata yang tersumbat.
·         Obat tetes mata mungkin bisa di gunakan untuk mengatasi mata kering.
·         Dokter mungkin meresepkan obat antibiotik untuk mengatasi mata berair yang disebabkan oleh konjungtivitis atau infeksi mata lainnya.
·         Jika penyebabnya alergi, mengonsumsi obat antihistamin bisa membantu mengatasinya.
·         Tindakan medis minor bisa dilakukan untuk mengatasi bulu mata yang tumbuh ke dalam atau ada benda asing pada mata.
·         Dokter mungkin merekomendasikan jalur operasi jika terjadi penyumbatan pada saluran air mata.
·         Mata berair pada bayi biasanya disebabkan oleh penyumbatan saluran air mata. Biasanya penyumbatan saluran air mata pada bayi bisa membaik dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Selasa, 07 Juni 2016

Cara Alami Menurunkan Tekanan pada Mata atau Glaukoma


Glaukoma adalah penyakit dimana tekanan fluida meningkat pada mata. Jika hal ini tidak segera ditangani mungkin pasien yang mengidap penyakit ini akan kehilangan penglihatan matanya. Penyakit ini umumnya dapat mempengaruhi kedua belah mata, meskipun mungkin hanya salah satu mata yang mengalami gejala parah. Sebenarnya penyebab glaukoma belum sepenuhnya diketahui. Namun biasanya glaukoma terjadi akibat penumpukan cairan mata yang menyebabkan syaraf - syaraf mata rusak dan tidak bisa menghantarkan darah kebagian mata. Pada mata yang sehat cairan mata akan dikeringkan secara teratur. Namun pada mereka yang mengidap penyakit glaukoma sistem drainase di mata tidak bekerja dengan baik, sehingga cairan dimata menumpuk dan menyebabkan tekanan pada mata. Mata yang mengalami tekanan perlahan akan menyebabkan serabut saraf yang penting mati. Untuk mengetahui apakah anda terkena penyakit glaukoma, setidaknya anda harus mengetahui seperti apa gejala glaukoma terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa gejala yang biasanya terjadi ketika seseorang mengalami glaucoma:
1.      Sakit mata yang parah
2.      Penglihatan menjadi kabur
3.      Kemerahan pada mata
4.      Sakit mata yang disertai mual dan muntah
5.      Ketika melihat lampu anda akan melihat pelangi dan mata terasa sakit karena pembengkakan mata
6.      Terjadi masalah penglihatan yang tidak terduga akibat kekurangan cahaya.
Dengan menurunnya tekanan darah pada tubuh maka tekanan pada mata juga ikut menurun. Sehingga glaukoma bisa di atasi dan dihindari tanpa memberikan resiko yang tinggi. Dibawah ini adalah cara alami menurunkan tekanan pada mata atau glaukoma:
·         Memakan Suplemen Omega 3 Lemak Hewani

Omega 3 mengandung DHA yang dapat membantu dan melindungi fungsi retina mata. Selain itu juga mampu mencegah degenerasi makula yang dapat menyebabkan kebutaan. Omega 3 dapat ditemukan pada ikan segar baik ikan laut, danau maupun kolam.
·         Mendapat banyak Lutein dan Zeaxanthin

Lutein merupakan karotenoid yang dapat ditemukan pada sayuran hijjau yang mampu menjadi zat antioksidan serta melindungi mata dari radikal bebas. Contoh makanan yang mengandung Lutein antara lain bayam, brokoli, dan lain-lain.  Sama hal nya dengan Lutein, Zeaxanthin juga membantu melindungi mata. Contoh makanan yang mengandung Zeaxathin adalah kuning telur. Namun usahakan memakan kuning telur yang setengah matang agar zat Karotenoidnya tidak rusak ketika digoreng.
·         Memakan Buah Berwarna Gelap

Makanlah buah blueberry atau chanbery. Buah yang berwarna gelap ini mampu mengembalikan degenerasi makula dan mampu memperkuat kapiler yang membawa nutrisi keotot mata dan ke saraf mata.
·         Olahraga

Cara alami menurunkan tekanan pada mata atau glaukoma adalah dengan berolahraga. Olahraga aerobik dan olahraga lainnya secara teratur dapat menurunkan kadar insulin sehingga mata menjadi sehat dan mengurangi resiko tekanan mata atau glaukoma.

Obat Penyakit Glaukoma


Penyakit glaukoma adalah penyakit pada saraf utama mata, yang disebut dengan saraf optik. Saraf optik menerima impuls saraf dari retina dan memancarkannya ke otak. Penyakit glaukoma ditandai oleh kerusakan progresif pada saraf optik yang umumnya dimulai dengan kehilangan penglihatan samping halus (peripheral vision). Jika penyakit glaukoma tidak didiagnosis dan diobati maka dapat berkembang menjadi kehilangan penglihatan sentral dan kebutaan. Penyakit glaukoma biasanya berhubungan dengan tekanan tinggi di mata (tekanan intraokuler). Secara umum, tekanan mata tinggi ini mengarah ke kerusakan saraf mata (saraf optik). Dalam beberapa kasus, glaukoma dapat terjadi pada tekanan mata normal namun ada gangguan pengaturan aliran darah ke saraf optik. Glaukoma adalah penyakit pada syaraf penglihatan yang menyebabkan pandangan menyempit dan dapat berakhir dengan kebutaan. Namun setiap penyakit yang timbul, maka ada obat penyembuhnya. Demikian juga dengan obat penyakit glaukoma. Berikut adalah beberapa obat penyakit glaukoma yang dapat digunakan:
·         Obat Tetes

Cara ini merupakan yang paling umum dan harus dilakukan secara teratur. Sebagian pasien dapat mendapatkan respon yang bagus dari suatu obat, sementara yang lainnya bisa saja tidak mendapatkan respon baik, namun pemilihan pengobatan penyakit glukoma harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan tipe glukomanya. Selain obat penyakit glaukoma tetes, dokter mungkin juga akan meresepkan obat oral, biasanya dalam bentuk inhibitor anhydrase karbonat, untuk mengurangi tekanan pada mata. Obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti sering buang air kecil, sensasi kesemutan di jari tangan dan kaki, depresi, sakit perut, dan batu ginjal.
·         Kulit Buah Manggis

Kulit manggis berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh, meningkatkan sistem imun dalam tubuh agar tidak mudah terserang suatu penyakit, membunuh bakteri atau virus penyebab penyakit, serta memperbaiki struktur sel jaringan tubuh dan memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh termasuk ke saraf mata yang terhambat akibat penyakit glaukoma yang menyebabkan kebutaan.
·         Daun Sirsak

Ekstrak daun sirsak di dalam obat penyakit glaukoma – Zat anti kanker yang dihasilkan dari daun sirsak telah terbukti lebih efektif dalam melawan kanker dibandingkan adriamycin dan kemoterapi yang biasa digunakan penderita kanker. Berdasarkan penelitian laboratorium pada tahun 1970, daun sirsak (Graviola) terbukti secara efektif mampu membunuh sel-sel jahat dalam tubuh dari 12 tipe kanker yang berbeda. Selain itu daun sirsak memiliki beberapa kandungan zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh, diantaranya mangostin, garsinon, flavonoid, epicatechin, spingomyolinase, gartanin, vitamin B1, B2, C, kalsium, potassium, sodium, dan zat besi.

Obat tetes mata sering menjadi bentuk penanganan pertama untuk glaukoma sudut terbuka yang disarankan oleh dokter. Obat tetes ini berguna melancarkan pembuangan cairan mata dan mengurangi produksinya. Beberapa jenis obat penyakit glaukoma tetes adalah:
·         Obat-obatan penghambat alfa, seperti apraclonidine dan brimonidine.
·         Obat-obatan penghambat beta, seperti timolol dan levobunolol.
·         Obat-obatan prostaglandin analoge, seperti travoprost dan bimatoprost.

Pengertian Penyakit Mata Rabun Dekat


Rabun dekat atau yang sering disebut dengan Hyperopia atau Hipermetropi merupakan suatu gangguan pada lensa atau kornea mata yang menyebabkan penglihatan penderita menjadi buram atau kabur terhadap objek penglihatan yang berada dekat dengannya, namun untuk objek atau benda yang berada cukup jauh akan terlihat jelas. Penyakit mata rabun dekat sering diderita oleh orang-orang yang berusia diatas 40 tahun, hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya kemampuan mata seiring bertambahnya usia, namun meskipun demikian tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya. Rabun dekat sering dikaitkan dengan masalah pembiasan. Lensa mata anak-anak lebih fleksibel dibandingkan dengan orang dewasa, jadi biasanya anak-anak yang menderita rabun dekat tidak selalu memiliki masalah dengan penglihatan mereka. Namun rabun dekat pada anak-anak harus segera diatasi karena bisa menimbulkan komplikasi, seperti mata malas (amblyopia) atau mata juling (strabismus). Periksakan kondisi mata anak Anda ke dokter untuk mengetahui apakah ada masalah pada penglihatannya. Berikut adalah beberapa gejala rabun dekat:
·         Sakit kepala
·         Harus mengedipkan mata untuk melihat dengan jelas
·         Mata berair atau berwarna kemerahan
·         Kesulitan untuk membaca
·         Mata terasa lelah setelah fokus melihat objek dekat, seperti menggunakan komputer atau membaca
·         Objek jauh terlihat jelas, tetapi objek dekat terlihat tidak fokus dan buram

Rabun dekat terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina, tetapi terfokus di belakangnya. Hal ini terjadi karena kornea terlalu datar atau kurang melengkung, lensa yang kurang tebal, dan bola mata terlalu pendek. Lensa mata mencoba memperbaiki masalah pembiasan yang terfokus di belakang retina dengan cara menjadi lebih tebal. Namun pada penderita penyakit mata rabun dekat, hal ini tidak cukup efektif. Hasilnya penglihatan akan menjadi buram karena cahaya tidak bisa terfokus dengan benar. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan rabun dekat:
·         Genetika: Sebagian orang diwariskan penyakit rabun dekat oleh orang tua.
·         Usia: Rabun dekat lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, namun masih ada kemungkinan bisa dialami oleh usia berapa saja.
Selain beberapa faktor yang disebutkan di atas, ada juga faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya rabun dekat, yaitu tumor di sekitar mata, diabetes, masalah pembuluh darah di retina atau foveal hypoplasia, dan mata yang tidak berkembang sempurna saat bayi masih di dalam kandungan atau disebut dengan sindrom mata kecil.

Kebanyakan gangguan penglihatan pada anak-anak masih bisa disembuhkan, itu sebabnya penting untuk mendeteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan mata pada anak-anak secara rutin. Kerusakan mata permanen dapat terjadi jika tidak melakukan pengobatan. Diagnosis rabun dekat pada tahap awal akan mempermudah dokter untuk memberikan perawatan yang tepat untuk mengatasinya. Tes mata dilakukan untuk memeriksa penglihatan dan kesehatan mata yang dilakukan oleh optometrist. Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan pertanyaan yang akan diajukan oleh optometrist seperti apakah ada masalah penglihatan yang spesifik, dan jika ada, sudah berapa lama berlangsung. Optometrist juga akan menanyakan apakah Anda sedang menjalani pengobatan atau menderita gangguan kesehatan tertentu.
·         Tes penglihatan. Tes ini biasanya dilakukan dengan Anda membaca serangkaian huruf yang pada setiap baris berikutnya akan menjadi semakin kecil atau disebut dengan Snellen chart. Tes ini bertujuan untuk memeriksa penglihatan, baik jarak dekat maupun jarak menengah. Jika Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak, jangan lupa untuk membawanya karena tes ini akan dilakukan dengan dan tanpa kacamata atau kontak lensa.
·         Tes mata. Tes ini dilakukan untuk memeriksa bagian dalam mata dengan menggunakan alat yang menyinari pupil atau biasa disebut oftalmoskop. Selain itu, tes ini juga memeriksa koordinasi dan gerakan mata, refleks pupil, dan jika ada kondisi seperti diabetic retinopathy serta glaukoma.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit mata rabun dekat seperti berikut ini:
Lensa kontak dapat digunakan untuk mengatasi rabun dekat dan memiliki fungsi yang sama seperti kacamata, namun karena ringan dan tidak terlihat, beberapa orang lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata. Kacamata yang digunakan untuk mengatasi rabun dekat memiliki lensa yang ujungnya lebih tebal dibandingkan bagian tengah atau disebut dengan lensa cembung, yang bisa membuat fokus secara akurat karena sinar cahaya akan jatuh di atas retina. Tingkat keparahan rabun dekat yang dialami akan berpengaruh pada ketebalan, berat, dan lengkungan lensa yang harus digunakan. Seiring bertambahnya usia, lensa mata akan semakin kaku dan mungkin memerlukan kacamata yang semakin kuat. Operasi yang paling umum digunakan untuk mengatasi rabun dekat adalah operasi laser.

Rabun dekat tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk membantu melindungi mata dan penglihatan;
·         Mengonsumsi makanan yang bernutrisi lengkap
·         Menggunakan penerangan atau pencahayaan yang baik
·         Jangan merokok
·         Memeriksakan kondisi mata secara rutin
·         Melindungi mata dari sinar matahari langsung
·         Menggunakan kacamata yang tepat
·         Mengendalikan gangguan kesehatan kronis seperti diabetes
·         Mengenali gejala gangguan pada mata

Penyebab Penyakit Glaukoma


Glaukoma merupakan salah satu nama penyakit yang menyerang organ tubuh yang disebut dengan mata. Glaukoma adalah suatu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung dan secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga pada akhirnya mata mengalami kebutaan. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. Faktor penyebab penyakit glaukoma adalah faktor yang paling banyak menyebabkan kebutaan pada hampir seluruh manusia. Dengan kata lain, glaukoma adalah jenis penyakit mata yang menyebabkan kebuataan kedua setelah penyakit katarak. Ada beberapa jenis penyakit glaukoma, diantaranya adalah sebagai berikut:

·         Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma ini termasuk ke dalam glaukoma akut karena akan datang secara tiba- tiba. Pasien akan mengalami sakit yang luar biasa dan bahkan tidak bisa melihat sama sekali dalam seketika. Tetapi karena rasa sakit tersebut si pendertia akan segera menemui dokter sehingga proses penyembuhan segera ditangani sehingga mencegah kerusakan pada mata semakin parah.

·         Glaukoma sudut terbuka
Proses penyakit glaukoma ini sangat lambat sehingga pasien sama sekali tidak merasakan gejala apapun dan tidak mengetahuinya. Sehingga banyak orang yang tidak tahu dan tidak mendapatkan perawatan medis sampai terjadi kerusakan yang permanen pada mata.

·         Ketegangan glaukoma rendah
Pada jenis ini tekanan pada mata normal, namun kerusakan saraf optik masih terjadi. Mungkin hal ini disebabkan karena saraf mata over sensitiv.

·         Pigmen glaukoma
Jenis ini umumnya berkembang pada awal atau pertengahan dewasa. Butiran pigmen yang muncul dari belakang iris tersebar di dalam mata dan mengakibatkan meshwork trabecular sehingga tekanan penglihatan mata menurun.

Penyebab penyakit glaukoma yang utama adalah karena meningkatnya tekanan pada bola mata diatas 20mmHg, penyebab lainnya adalah karena hipertensi dan diabetes melitus. Meskipun jarang, glaukoma dapat juga disebabkan karena emosi yang tidak stabil, migrain, penyempitan pembuluh darah, dan lain-lain. Tekanan bola mata diatas normal yang terus menerus akan merusak saraf penglihatan, tetapi sering kali tidak disadari oleh pasien karena kerusakannya sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, disarankan agar melakukan pemeriksaan mata jika telah berusia 40 tahun keatas. Tekanan bola mata yang diatas normal pada tahap awal akan diberikan obat tetes mata untuk menurunkan tekanan bola mata menjadi normal.

Apa saja yang mengakibatkan seseorang berisiko terkena penyakit mata glaukoma?
·         Tekanan bola mata tinggi
·         Menderita miopia (rabun jauh)
·         Diabetes dengan gula darah yang tinggi dan lama
·         Menderita penyakit tekanan darah tinggi
·         Migrain atau penyempiran pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)
·         Kecelakaan atau operasi pada mata sebelumnya
·         Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama
·         Berusia lebih dari 45 tahun
·         Adanya riwayat glaukoma dalam keluarga, saudara sekandung lebih beresiko dibandingkan orang tua dan anaknya

Untuk mengetahui apakah anda terkena penyakit glaukoma, setidaknya anda harus mengetahui seperti apa gejala mata glaukoma terlebih dahulu. Berikut merupakan beberapa gejala yang biasanya terjadi ketika seseorang mengalami mata glaukoma:
·         Sakit mata yang parah
·         Penglihatan menjadi parah
·         Kemerahan pada mata
·         Sakit mata yang disertai mual dan muntah
·         Ketika melihat lampu anda akan melihat pelangi dan mata terasa sakit karena pembengkakan mata
·         Terjadi masalah penglihatan yang tidak terduga akibat kekurangan cahaya

Mengobati memang penting, namun mencegah suatu penyakit adalah salah satu yang paling penting. Sama seperti halnya penyakit mata glaukoma, meskipun penyebab penyakit glaukoma umumnya menyerang pada orang berusia diatas 40 tahun namun glaukoma bisa menyerang siapa saja dan usia berapapun. Jika glaukoma dicegah sebelum terjadi kerusakan pada retina dan saraf mata, kemungkinan besar anda dapat sembuh dari glaukoma. Namun jika anda sudah menderita glaukoma, maka anda perlu mendapatkan perawatan. Oleh sebab itu akan lebih baik jika anda melakukan pengecekan kesehatan mata, sehingga jika muncul gejala glaukoma pengobatan dapat segera dilakukan. Berikut adalah cara mencegah penyakit mata glaukoma:
·         Lakukanlah pemeriksaan tekanan mata secara teratur.
·         Lakukan pemeriksaan jika mata buram.
·         Harus berhati-hati jika tekanan mata lebih dari 21 mmHg.
·         Ketika memasusi usia 40 tahun, harus menggunakan kacamata baca.
·         Hati-hati jika salah satu anggota keluarga anda pernah menderita glaukoma.