Rabun jauh adalah
kondisi mata yang menyebabkan objek yang dekat terlihat jelas sementara objek
yang jauh terlihat kabur. Kondisi ini juga disebut dengan istilah miopia. Tingkat
keparahan rabun jauh sangat beragam dan berbeda-beda pada setiap penderita.
Pengidap rabun jauh ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan secara khusus.
Sedangkan rabun jauh yang tergolong parah akan memengaruhi kemampuan melihat
pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama. Gejala rabun jauh dapat
terjadi pada siapa saja dan dari segala umur. Tetapi kondisi ini umumnya mulai
dirasakan oleh pengidapnya pada masa kanak-kanak hingga usia sekolah. Berikut
ini adalah gejala-gejala rabun jauh yang muncul secara umum:
·
Pandangan kabur saat melihat objek yang jauh sehingga
sering menyipitkan mata, misalnya kesulitan melihat huruf di papan tulis.
·
Sakit kepala karena mata bekerja secara berlebihan.
·
Frekuensi mengedipkan mata yang berlebihan
·
Sering menggosok mata.
·
Terlihat tidak menyadari keberadaan objek yang jauh.
Gejala tersebut perlahan-lahan akan semakin parah seiring bertambahnya
usia dan perkembangan mata. Misalnya pada lansia, penurunan kemampuan mata
biasanya berhubungan dengan terbentuknya katarak pada lensa mata. Jika Anda
atau anak Anda mengalami penurunan daya penglihatan secara signifikan hingga
mengganggu aktivitas sehari-hari, periksakan kondisi mata Anda atau anak Anda
ke dokter ahli mata. Rabun jauh terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu rabun
jauh ringan, menengah, dan berat. Pengelompokan ini ditentukan berdasarkan
dioptri (D) yang dimiliki oleh pasien. Dioptri adalah unit pengukuran yang
digunakan ahli medis dalam mengukur seberapa parah tingkat rabun jauh
seseorang. Penderita rabun jauh yang ringan umumnya hanya membutuhkan kacamata
untuk melakukan aktivitas tertentu, misalnya saat belajar, mengemudi, atau
menonton televisi. Jika berukuran -0.5D hingga -3D, rabun jauh tergolong
ringan. Jika mengidap rabun jauh tingkat menengah atau dioptri -3D hingga -6D,
Anda dianjurkan untuk selalu memakai kacamata atau lensa kontak. Sementara pada
rabun jauh yang parah, yaitu lebih dari -6D, pengidap hanya dapat melihat objek
dengan jelas jika memegangnya sangat dekat dengan mata dan tanpa memakai
kacamata.
Pada kondisi normal, kornea atau lensa mata memiliki bentuk
dan permukaan yang mulus sehingga bias cahaya yang masuk bisa terpusat pada
retina. Tetapi lain halnya dengan pengidap rabuh jauh. Kerusakan refraktif pada
mata adalah penyebab utama rabun jauh. Kondisi ini terjadi jika cahaya yang
masuk ke mata justru terfokus di depan retina dan bukan tepat pada retina.
Inilah yang menyebabkan pandangan menjadi kabur. Penyebab di balik kerusakan
tersebut belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga kondisi ini dapat di
sebabkan oleh dua faktor utama, yaitu keturunan dan pengaruh lingkungan. Anak-anak
dengan orang tua yang mengidap rabun jauh memiliki risiko sekitar 30 persen
lebih tinggi untuk mengidap kondisi yang sama. Pengaruh dari lingkungan juga
berperan penting, misalnya terlalu sering membaca, menonton televisi, atau
menggunakan komputer.
Rabun jauh umumnya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata
oleh ahli kacamata atau dokter spesialis mata. Dalam proses ini, ahli kacamata
akan meminta Anda untuk membaca setiap huruf atau angka dengan ukuran
berbeda-beda pada tabel dari jarak tertentu. Jika dibutuhkan, ahli kacamata
bisa menyarankan Anda ke dokter mata untuk menjalani retinoskopi untuk melihat
reaksi retina terhadap cahaya. Pengidap rabun jauh disarankan untuk melakukan
pemeriksaan mata secara rutin agar perkembangan kondisinya bisa di lihat.
Frekuensi pemeriksaan yang baik adalah setidaknya sekali setiap dua tahun. Frekuensi
pemeriksaan yang lebih sering terkadang dibutuhkan untuk mendeteksi kondisi
mata. Misalnya, menderita diabetes, berusia di atas 40 tahun, menderita glaukoma atau
memiliki anggota keluarga dengan glaukoma.
Penanganan rabun jauh
dilakukan untuk membantu agar cahaya bisa terfokus pada retina. Jenis
penanganan yang dipilih tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan rabun
jauh, serta kondisi pasien. Langkah penanganan rabun jauh yang paling sederhana
dan terjangkau adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Pemilihan
kacamata serta lensa kontak tergantung pada kebutuhan serta kenyamanan Anda.
Jika Anda memilih lensa kontak, menjaga kebersihan lensa kontak sangatlah
penting agar terhindar dari infeksi mata. Proses operasi dengan sinar laser
juga dapat menjadi alternatif. Diperkirakan sekitar 90 persen pasien yang
menjalaninya merasakan perubahan yang signifikan. Dalam operasi ini, sinar
laser akan digunakan untuk membakar sebagian kecil kornea agar lengkungannya
kembali normal.
Laser epithelial keratomileusis (LASEK), laser in situ
keratectomy (LASIK), dan photorefractive keratectomy (PRK) adalah
tiga jenis operasi laser yang dapat menjadi pilihan. Setelah menjalani LASEK
atau LASIK, kemampuan mata Anda akan kembali dalam 24 hingga 48 jam. Tetapi
pemulihan secara total umumnya memakan waktu hingga sebulan. Sedangkan untuk
PRK, proses pemulihan sampai penglihatan kembali stabil dapat berlangsung lebih
lama, yaitu hingga setengah tahun. Selama masa penyembuhan, kemampuan mata Anda
akan mengalami fluktuasi untuk sementara. Contohnya penurunan kemampuan melihat
pada malam hari serta pandangan kabur saat terkena cahaya terang. Tetapi
kondisi ini perlahan-lahan akan berkurang. Mata Anda juga mungkin akan terasa
kering sehingga Anda akan membutuhkan obat tetes mata untuk mengatasinya.
Rabun jauh tidak bisa dicegah sepenuhnya. Meski demikian, ada
beberapa langkah sederhana yang dapat di lakukan untuk melindungi mata serta
mengurangi perkembangan kondisi Anda. Langkah-langkah tersebut meliputi:
·
Melindungi mata dari sinar matahari. Gunakan kacamata
hitam saat ingin bepergian di siang hari.
·
Memeriksakan mata secara rutin.
·
Menggunakan kacamata atau lensa kontak dengan ukuran
tepat dan sesuai kondisi mata.
·
Mengenali gejala-gejala rabun jauh secara seksama.
·
Menerapkan pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok
serta meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran (khususnya yang kaya
vitamin A).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar